Total Tayangan Halaman

Sabtu, 14 Januari 2012

Komplikasi hepatitis yang paling sering adalah sirosis. Dalam keadaan normal (sehat), sel hati yang mengalami kerusakan akan digantikan oleh sel-sel sehat yang baru. Pada sirosis, kerusakan sel hati diganti oleh jaringan parut (sikatrik). Semakin parah kerusakan, semakin besar jaringan parut yang terbentuk dan semakin berkurang jumlah sel hati yang sehat. Pengurangan ini akan berdampak pada penurunan sejumlah fungsi hati sehingga menimbulkan sejumlah gangguan pada fungsi tubuh secara keseluruhan.
Gejala sirosis
Pada penderita sirosis akan menimbulkan gejala-gejala yang nampak, antara lain sebagai berikut :
• Kelelahan, Gejala ini sering nampak dan merupakan satu-satunya gejala yang dirasakan pada awal menderita penyakit sirosis.
• Gangguan makan, Gangguan makan yang terjadi di antaranya nafsu makan sangat menurun, mual, dan muntah. Gejala ini biasanya diikuti dengan penurunan berat badan.
• Pembesaran hati
• Gatal, Gatal-gatal di seluruh kulit tubuh disebabkan produksi empedu meningkat dan tertimbun di kulit.
• Bagian tubuh tertentu berwarna kuning, Kulit, kuku, dan bagian putih bola mata berwarna kuning. Hal ini disebabkan kadar bilirubin meningkat.
• Asites, Asites merupakan penumpukan cairan di rongga abdomen sehingga perut terlihat membuncit.
• Edema, Gejala ini menyebabkan penumpukan cairan pada kaki sehingga kaki terlihat bengkak.
Perkembangan sirosis
Serangan virus hepatitis yang terus menerus dapat memperparah sirosis. Hal ini menyebabkan fungsi hati dalam menetralkan racun (detoksifikasi) menurun dan berakibat pada menetapnya toksin dalam aliran darah. Toksin ini dapat mengenai otak dan menyebabkan gangguan mental yang sering disebut ensefalopati. Ensefalopati adalah penurunan kemampuan mental penderita bahkan terkadang mengakibatkan perubahan kepribadian. Selain itu, kemampuan detoksifikasi hati yang menurun juga berefek pada metabolisme obat. Kecepatan hati untuk mengeliminasi obat berkurang. Akibatnya, jumlah obat yang seharusnya dikeluarkan tubuh juga berkurang sehingga obat dengan kadar tinggi bertahan lama di dalam aliran darah. Dengan demikian, untuk mengatasinya perlu dilakukan penyesuaian dalam dosis obat. Penderita harus melaporkan setiap obat yang dikonsumsi dan reaksi obat yang dialami.
Salah satu komplikasi sirosis yang serius adalah hipertensi portal. Normalnya, darah dari usus akan dipompa melalui pembuluh darah vena porta yang terdapat di hati. Pada sirosis, aliran darah melambat dan menyebabkan terjadinya bendungan aliran darah di pembuluh darah vena porta dan juga pembuluh darah balik (vena) lainnya di sistem pencernaan. Bendungan ini mengakibatkan pembuluh darah vena melebar dan terjadi apa yang disebut varises di kerongkongan (esofagus) dan lambung. Semakin banyak darah yang terbendung, akan semakin besar tekanan pada dinding vena dan mengakibatkan dinding vena menjadi tipis. Dinding vena yang tipis mudah pecah dan penderita mengalami perdarahan lambung. Gejala yang tampak pada kejadian ini adalah penderita mengalami muntah darah.
Gejala Kilnis hepatitis
Diagnosis hepatitis dapat dipastikan melalui anamnesis (wawancara) dengan dokter serta pemeriksaan fisik dan laboratorium. Dokter akan menanyakan hal-hal yang terkait dengan penularan hepatitis karena hepatitis A, B, C, atau hepatitis lain memberikan gejala yang hampir sama. Pada fase awal hepatitis, penderita belum merasakan gejala yang spesifik. Keluhan yang dirasakan antara lain mual, muntah, tidak nafsu makan, badan terasa lemas, dan mudah lelah. Nafsu makan yang jelek dijumpai pada hepatitis akut atau jika telah terjadi sirosis.
Kelelahan merupakan keluhan yang sering terjadi pada penderita hepatitis. Rasa mudah lelah terutama terjadi setelah beraktivitas. Akibatnya, stamina tubuh menurun, merasa tidak bertenaga, kebutuhan tubuh akan tidur meningkat, dan merasa lemas. Keluhan kelelahan ini sifatnya hilang timbul dengan tingkat kelelahan yang bervariasi dari waktu ke waktu.
Hepatitis B kronis memberikan gejala yang lebih serius, seperti mudah lelah, cemas, tidak nafsu makan, mual, muntah, dan merasa lemas. Dapat terjadi asites, yaitu penumpukan cairan dalam rongga perut sehingga perut terlihat membuncit.
Jika sudah terjadi komplikasi pada hepatitis kronis, dapat terjadi perdarahan varises lambung, gangguan sistem saraf pusat berupa kejang, serta penurunan kesadaran sampai koma. Sekitar 25% penderita hepatitis C mengeluh merasa lemas, mual, muntah, hilang nafsu makan, demam, dan nyeri ulu hati. Sebagian lagi mengeluh bahwa urine berwarna gelap, feses berwarna putih, serta kulit, kuku, dan bola mata bagian putih benwarna kuning.
Pada pemeriksaan fisik penderita terlihat warna kuning pada kulit, bola mata bagian putih, dan kuku. Jika diraba, perut bagian atas kanan membesar karena terjadi pembesaran hati ataupun terasa adanya tegangan di daerah hati. Selain itu, dapat terjadi penurunan berat badan ringan sebanyak 2-5 kg. Pemeriksaan laboratorium darah dilakukan untuk konfirmasi diagnosis dan juga menilai kerusakan jaringan hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar